SIKAP KEMANDIRIAN
Hakekat Kemandirian
Menurut Soedarsono, manusia itu pribadi, ia mandiri, memiliki akal budi, tahu apa yang akan dilakukan dan mengapa ia harus melakukan. Kemudian kepribadiannya ini dijabarkan sebagai kemampuan untuk menegakkan kehendaknya, menentukan sendiri setiap perbuatannya, mampu mengembangkan diri dan tampil sebagai pribadi yang mantap dan harmonis, juga memiliki pribadi yang mantap dan harmonis, juga memiliki pribadi yang utuh dan kuat. (Sumarno Soedarsono, 1999 dalam Mukhtar, 2002 : 27).
Siswa sebagai manusia yang sedang menuntut ilmu pengetahuan dibangku sekolah perlu mandiri, terutama mandiri dalam hal menentukan kapan harus belajar, apa yang harus dipelajari, bagaimana cara belajar yang baik, kapan harus menyelesaikan tugas, kapan harus mengisi ekstra kurikuler, kapan harus istirahat dan lain-lain. Artinya sebagai seorang siswa perlu dan harus mampu menentukan sesuatu yang menjadi tanggungjawabnya. Sejalan dengan pemikiran ini Covey mengatakan bahwa kemandirian adalah suatu paradigma sikap “saya (adalah) saya”, yang dapat berbuat sesuatu, saya yang bertanggung jawab, saya adalah pribadi yang percaya diri, dan saya dapat memilih. Dari potensi yang dihasilkan dari kemampuannya sendiri, maka kematangan (maturity), adalah ciri-ciri yang khas dari pribadi-pribadi yang mandiri, karena mereka memiliki karakter yang kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain dan memiliki tujuan. (Stephen R. Covey, 1990 dalam Mukhtar, 2002 : 28).
Kemampuan untuk bisa mandiri bisa mengarahkan diri dan mengendalikan diri dalam berpikir dan bertindak adalah unsur yang penting untuk meraih sukses. Pada intinya kemandirian mencerminkan keinginan yang mengakar untuk mengatur diri sendiri, kemampuan untuk mengikuti pikiran sendiri, dan berusaha mewujudkan keinginan yang ditentukan sendiri (Steven J. Stheihn dan Howard E. Book, 2002).
Menurut Varner dan Beamer, kemandirian diperlukan sebagai kepemilikan sebuah nilai dalam menghadapi persaingan. Sedangkan persaingan itu dapat memberikan semangat. Ketika seseorang bersaing dengan yang lain maka pasti ada yang menang dan kalah dalam persaingan itu. (Iris Varner dan Linda Beamer, 1995 dalam Mukhta, 2002 : 28). Dan menurut Irwin di dalam kemandirian ada unsur kematangan nilai. Unsur ini akan mempengaruhi sikap seseorang, mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu dan akan mempengaruhi kehidupannya. Orang yang tergantung akan beraksi jika ada penghargaan dari orang lain, sedangkan orang yang mandiri akan beraksi untuk memuaskan dirinya tanpa dipengaruhi oleh pikiran orang lain. (Richard D. Irwin, 1995 dalam Mukhtar, 2002:28). Kemudian juga dapat dipandang sebagai usaha individu untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa menggantungkan diri pada orang lain (Citra Mandiri Devisi Psikologi-Surabaya).
Menurut Chutter-buck dan Waine, kemandirian memiliki dua bentuk, yakni : pemikiran dan kewajiban. Seseorang yang memiliki pemikiran mandiri akan nampak pada kreatifitasnya dalam menyelesaikan berbagai macam masalah, sedangkan kewajiban mandiri akan nampak pada seseorang dalam melaksanakan tugasnya tidak melihat pada untuk rugi tetapi ia akan bekerja karena didorong oleh kewajiban yang harus dipenuhi. Menurut Elliot dan Jacobson penampilan dari sikap mandiri adalah penampilan pribadi yang benar-benar mandiri, tidak sekedar tergantung pada peraturan yang ada (Robert K. Elliot dan Peter D. Jacobson, 1998 dalam Mukhtar, 2002:31).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah usaha dari seseorang untuk mengerjakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan kemampuan sendiri, penuh kedisiplinan, percaya diri, bertanggung jawab dan tidak tergantung dari orang lain.
Pribadi Siswa Yang Mandiri
Sikap kemandirian seseorang dapat diamati dari beberapa dimensi kepribadian, yakni
: Pertama : mantap dan kuat, beberapa indikator psikologis yang dapat diamati padan dimensi ini antara lain : (a) memiliki kepercayaan diri, siswa yang mandiri memiliki kepercayaan diri sangat tinggi sehingga jarang melakukan hal-hal yang tidak jujur, misalnya menyontek saat ulangan, (b) berkarakter, siswa yang mandiri memiliki karakter yang kuat, (c) bertanggungjawab terhadap tugas. Tugas yang dibebankan kepadanya ia akan kerjakan selalu dengan bersemangat, jarang terdengar keluhan pada siswa-siswa seperti ini, (e) berpikir strategis, siswa mandiri selalu berfikir kedepan, ia sangat memahami pekerjaan yang ia kerjakan dan untuk apa pekerjaan itu ia kerjakan, (f) memiki kedisiplinan, siswa mandiri adalah siswa berdisiplin terutama disiplin dalam hal waktu. Ia taat akan waktu masuk kelas, pulang sekolah, dan waktu pertemuan yang sudah dijanjikan, (g) memiliki tujuan, siswa mandiri dalam melakukan kegiatan selalu memiliki tujuan, mengapa dan untuk apa kegiatan itu ia lakukan, (h) tidak tergantu kepada orang lain, siswa mandiri jarang terpengaruh oleh pendapat orang lain, sehingga dalam penampilan ia selalu kelihatan tenang, mantap dan berwibawa, (i) berakal budi, siswa mandiri pada umumnya berbicara dan bertindak mengikuti etika dan menggunakan logika sehingga padanya akan tampak bicara seperlunya saja, jarang dan bahkan tidak berbicara jika tidak perlu berbicara, (j) matang, siswa mandiri adalah siswa yang menunjukkan kematangan dalam berfikir, bersikap dan bekerja.
Kedua : Utuh dan Harmonis, beberapa indikarot yang dapat diamati pada dimensi adalah : (a) mampu berkembang, siswa mandiri akan mampu berkembang dengan baik, (b) berprestasi, siswa mandiri akan mampu meraih prestasi yang tinggi, (c) berpengaruh, siswa mandiri memiliki pengaruh yang kuat bagi teman-teman di lingkungannya, (d) berani tampil, siswa mandiri selalu berani tampil menyampaikan gagasan-gagasannya, (e) kreatif, siswa mandiri selalu memiliki kreatifitas dalam menjalani kehidupannya, (f) bebas merefleksikan keinginannya, siswa mandiri tidak mudah dipengaruhi orang lain, ia tidak dapat ditekan, (g) mampu berkomunikasi, siswa mandiri akan sangat mudah bergaul dengan lingkungannya.
Kemandirian siswa dalam belajar akan sangat dipengaruhi pada hasil belajar yang ia peroleh, sesuai dengan ciri-ciri dari kemandirian itu sendiri seperti memiliki rasa percaya diri, memiliki rasa tanggung jawab akan tugas, berdisiplin, kreatif, bertanggungjawab dan lain-lain. Sifat-sifat seperti ini sangat diperlukan di dalam mengikuti proses pembelajaran agar hasil dalam belajar maksimal.
Hakekat Kemandirian
Menurut Soedarsono, manusia itu pribadi, ia mandiri, memiliki akal budi, tahu apa yang akan dilakukan dan mengapa ia harus melakukan. Kemudian kepribadiannya ini dijabarkan sebagai kemampuan untuk menegakkan kehendaknya, menentukan sendiri setiap perbuatannya, mampu mengembangkan diri dan tampil sebagai pribadi yang mantap dan harmonis, juga memiliki pribadi yang mantap dan harmonis, juga memiliki pribadi yang utuh dan kuat. (Sumarno Soedarsono, 1999 dalam Mukhtar, 2002 : 27).
Siswa sebagai manusia yang sedang menuntut ilmu pengetahuan dibangku sekolah perlu mandiri, terutama mandiri dalam hal menentukan kapan harus belajar, apa yang harus dipelajari, bagaimana cara belajar yang baik, kapan harus menyelesaikan tugas, kapan harus mengisi ekstra kurikuler, kapan harus istirahat dan lain-lain. Artinya sebagai seorang siswa perlu dan harus mampu menentukan sesuatu yang menjadi tanggungjawabnya. Sejalan dengan pemikiran ini Covey mengatakan bahwa kemandirian adalah suatu paradigma sikap “saya (adalah) saya”, yang dapat berbuat sesuatu, saya yang bertanggung jawab, saya adalah pribadi yang percaya diri, dan saya dapat memilih. Dari potensi yang dihasilkan dari kemampuannya sendiri, maka kematangan (maturity), adalah ciri-ciri yang khas dari pribadi-pribadi yang mandiri, karena mereka memiliki karakter yang kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain dan memiliki tujuan. (Stephen R. Covey, 1990 dalam Mukhtar, 2002 : 28).
Kemampuan untuk bisa mandiri bisa mengarahkan diri dan mengendalikan diri dalam berpikir dan bertindak adalah unsur yang penting untuk meraih sukses. Pada intinya kemandirian mencerminkan keinginan yang mengakar untuk mengatur diri sendiri, kemampuan untuk mengikuti pikiran sendiri, dan berusaha mewujudkan keinginan yang ditentukan sendiri (Steven J. Stheihn dan Howard E. Book, 2002).
Menurut Varner dan Beamer, kemandirian diperlukan sebagai kepemilikan sebuah nilai dalam menghadapi persaingan. Sedangkan persaingan itu dapat memberikan semangat. Ketika seseorang bersaing dengan yang lain maka pasti ada yang menang dan kalah dalam persaingan itu. (Iris Varner dan Linda Beamer, 1995 dalam Mukhta, 2002 : 28). Dan menurut Irwin di dalam kemandirian ada unsur kematangan nilai. Unsur ini akan mempengaruhi sikap seseorang, mempengaruhi pandangannya terhadap sesuatu dan akan mempengaruhi kehidupannya. Orang yang tergantung akan beraksi jika ada penghargaan dari orang lain, sedangkan orang yang mandiri akan beraksi untuk memuaskan dirinya tanpa dipengaruhi oleh pikiran orang lain. (Richard D. Irwin, 1995 dalam Mukhtar, 2002:28). Kemudian juga dapat dipandang sebagai usaha individu untuk menyelesaikan pekerjaan tanpa menggantungkan diri pada orang lain (Citra Mandiri Devisi Psikologi-Surabaya).
Menurut Chutter-buck dan Waine, kemandirian memiliki dua bentuk, yakni : pemikiran dan kewajiban. Seseorang yang memiliki pemikiran mandiri akan nampak pada kreatifitasnya dalam menyelesaikan berbagai macam masalah, sedangkan kewajiban mandiri akan nampak pada seseorang dalam melaksanakan tugasnya tidak melihat pada untuk rugi tetapi ia akan bekerja karena didorong oleh kewajiban yang harus dipenuhi. Menurut Elliot dan Jacobson penampilan dari sikap mandiri adalah penampilan pribadi yang benar-benar mandiri, tidak sekedar tergantung pada peraturan yang ada (Robert K. Elliot dan Peter D. Jacobson, 1998 dalam Mukhtar, 2002:31).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah usaha dari seseorang untuk mengerjakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan kemampuan sendiri, penuh kedisiplinan, percaya diri, bertanggung jawab dan tidak tergantung dari orang lain.
Pribadi Siswa Yang Mandiri
Sikap kemandirian seseorang dapat diamati dari beberapa dimensi kepribadian, yakni
: Pertama : mantap dan kuat, beberapa indikator psikologis yang dapat diamati padan dimensi ini antara lain : (a) memiliki kepercayaan diri, siswa yang mandiri memiliki kepercayaan diri sangat tinggi sehingga jarang melakukan hal-hal yang tidak jujur, misalnya menyontek saat ulangan, (b) berkarakter, siswa yang mandiri memiliki karakter yang kuat, (c) bertanggungjawab terhadap tugas. Tugas yang dibebankan kepadanya ia akan kerjakan selalu dengan bersemangat, jarang terdengar keluhan pada siswa-siswa seperti ini, (e) berpikir strategis, siswa mandiri selalu berfikir kedepan, ia sangat memahami pekerjaan yang ia kerjakan dan untuk apa pekerjaan itu ia kerjakan, (f) memiki kedisiplinan, siswa mandiri adalah siswa berdisiplin terutama disiplin dalam hal waktu. Ia taat akan waktu masuk kelas, pulang sekolah, dan waktu pertemuan yang sudah dijanjikan, (g) memiliki tujuan, siswa mandiri dalam melakukan kegiatan selalu memiliki tujuan, mengapa dan untuk apa kegiatan itu ia lakukan, (h) tidak tergantu kepada orang lain, siswa mandiri jarang terpengaruh oleh pendapat orang lain, sehingga dalam penampilan ia selalu kelihatan tenang, mantap dan berwibawa, (i) berakal budi, siswa mandiri pada umumnya berbicara dan bertindak mengikuti etika dan menggunakan logika sehingga padanya akan tampak bicara seperlunya saja, jarang dan bahkan tidak berbicara jika tidak perlu berbicara, (j) matang, siswa mandiri adalah siswa yang menunjukkan kematangan dalam berfikir, bersikap dan bekerja.
Kedua : Utuh dan Harmonis, beberapa indikarot yang dapat diamati pada dimensi adalah : (a) mampu berkembang, siswa mandiri akan mampu berkembang dengan baik, (b) berprestasi, siswa mandiri akan mampu meraih prestasi yang tinggi, (c) berpengaruh, siswa mandiri memiliki pengaruh yang kuat bagi teman-teman di lingkungannya, (d) berani tampil, siswa mandiri selalu berani tampil menyampaikan gagasan-gagasannya, (e) kreatif, siswa mandiri selalu memiliki kreatifitas dalam menjalani kehidupannya, (f) bebas merefleksikan keinginannya, siswa mandiri tidak mudah dipengaruhi orang lain, ia tidak dapat ditekan, (g) mampu berkomunikasi, siswa mandiri akan sangat mudah bergaul dengan lingkungannya.
Kemandirian siswa dalam belajar akan sangat dipengaruhi pada hasil belajar yang ia peroleh, sesuai dengan ciri-ciri dari kemandirian itu sendiri seperti memiliki rasa percaya diri, memiliki rasa tanggung jawab akan tugas, berdisiplin, kreatif, bertanggungjawab dan lain-lain. Sifat-sifat seperti ini sangat diperlukan di dalam mengikuti proses pembelajaran agar hasil dalam belajar maksimal.